Iklan

Kisah Arsitek Cirebon Yang Banting Stir Jadi Tukang Ojek

Minggu, 30 Maret 2025, Maret 30, 2025 WIB Last Updated 2025-03-30T10:49:15Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini


Cirebon, CiremaiPos.com - Sore itu, tepat di samping Jalur Pantura di depan Terminal Harjamukti, Kota Cirebon, tampak beberapa tukang ojek konvensional setia menunggu penumpang, sambil sesekali jemput bola dengan menawarkan tumpangan kepada orang yang melintas, salah satu tukang ojek yang sedang menunggu penumpang tersebut adalah Oni (60).


Meski cuaca sedang hujan gerimis, namun, Oni masih tetap setia untuk menunggu penumpang. Oni sendiri menjadi tukang ojek sejak dua tahun yang lalu, sebelum menjadi tukang ojek, Oni bekerja sebagai seorang pemborong dan perancang bangunan. Kemampuan dalam merancang bangunan Oni dapatkan ketika ia kuliah di jurusan arsitektur selama beberapa tahun.


Pekerjaan menjadi tukang ojek sengaja Oni lakukan setelah ia jarang menerima panggilan untuk proyek pembangunan.


"Tukang ojek baru saya jalani selama 2 tahun, dulunya jadi arsitek dan pemborong bangunan, dari tahun 1982 itu sering keluar masuk PT, dulu saya kuliah sampai 3 tahun jurusan arsitektur, cuman keluar, nggak selesai, tapi kalau mau gambar rancangan bangunan saya bisa," tutur Oni.

Menurut Oni, meski musim mudik seperti sekarang banyak orang yang lalu lalang, namun, pendapatnya dari tukang ojek konvensional tidak mengalami kenaikan, bahkan cenderung mengalami penurunan.

"Enak sebelum mau lebaran, sekarang mah banyak orang yang lalu lalang, tapi pada nggak naik ojek, padahal sudah ditawari, mending hari biasa, dari jam setengah 6 pagi itu banyak penumpang, ada yang mau ke kampus, pegawai ke rumah sakit, mondar-mandir itu lumayan," tutur Oni.

Di luar musim mudik, dalam sehari, Oni bisa mendapatkan 10 penumpang per hari, namun, di musim mudik, Oni hanya bisa mendapatkan 5 penumpang sehari. Padahal, di musim mudik menjelang lebaran, kebutuhan Oni semakin bertambah.

"Kalau di luar mudik, setengah hari aja itu bisa dapat Rp 80.000 - Rp 100.000, pulang dulu, ke sini lagi, bisa dapat Rp 50.000, jadi kalau hari biasa dapatlah Rp 150.000. Nah kalau sekarang, orang-orang yang mau naik ojeknya nggak pada mau, padahal kan kebutuhan terus bertambah kalau mau lebaran," tutur Oni.

Meskipun pendapatnya dari tukang ojek konvensional tidak menentu, namun Oni masih akan tetap menjadi tukang ojek sambil menunggu panggilan untuk bekerja kembali di proyek bangunan. Menurutnya, pendapatan bekerja di proyek, lebih banyak daripada menjadi tukang ojek.

"Anaknya 4 sudah, ada yang sudah berkeluarga, anak yang terakhir masih sekolah. Disyukuri saja, cukup nggak cukup, alhamdulillah kebantu sama anak. Sampai sekarang juga masih menerima panggilan buat kerja jadi tukang bangunan, nanti habis lebaran ini saya ada rencana proyek bangunan di Brebes," pungkas Oni.



(cp001)

Komentar

Tampilkan

Terkini