Jakarta, CiremaiPos.Com – Keputusan kontroversial Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mengevakuasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia menuai gelombang penolakan dari tiga organisasi Islam terbesar di Tanah Air: Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketiganya mengecam keras rencana tersebut dan menilainya sebagai langkah keliru secara moral maupun politis.
Dalam wawancara eksklusif di Gedung PBNU, Kamis (10/4), Ketua Pengurus Besar NU KH Ulil Abshar Abdalla menyebut rencana evakuasi sebagai “blunder besar” yang justru memperkuat misi tersembunyi Israel.
“Untuk isu ini, saya mengatakan Pak Prabowo blunder. Itu tidak tepat. Kita harus membantu warga Gaza untuk tetap bertahan di tanah mereka,” ujar Gus Ulil. Ia bahkan menyindir bahwa jika warga Gaza terusir, wilayah tersebut bisa saja dijadikan resor mewah oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
Senada dengan NU, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas juga menyatakan keberatannya. Dalam pernyataan resminya, Rabu (9/4), Anwar memperingatkan bahwa pengosongan Gaza dapat bersifat permanen dan menjadi bencana sejarah bagi Palestina.
“Kalau sudah keluar, jangan mimpi Israel akan mengizinkan mereka kembali,” ujarnya. Ia menekankan bahwa bantuan kemanusiaan seharusnya diberikan di lokasi konflik, bukan dengan memindahkan korban ke negara lain. Ia juga menyinggung sejarah pendudukan Yerusalem sebagai pelajaran penting bagi Indonesia.
Sikap serupa datang dari Majelis Ulama Indonesia. Buya Anwar Abbas, yang juga menjabat di MUI, menyebut rencana evakuasi tersebut sebagai bentuk dukungan tak langsung terhadap proyek pengosongan Gaza oleh Israel dan sekutunya.
“Untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika?” katanya dalam wawancara dengan MUI Digital.
Ia turut menyoroti mitra diplomatik yang belakangan dikunjungi Prabowo sebagai negara-negara yang dekat dengan Israel. “Sebagai bangsa yang pernah dijajah 350 tahun, kita tidak boleh tertipu oleh tipu daya penjajah. Indonesia harus bersikap tegas dan cerdas,” tegasnya.
Penolakan dari tiga ormas Islam besar ini menjadi sinyal keras bagi pemerintah sekaligus memperkuat gelombang kritik publik yang mendesak agar rencana evakuasi dievaluasi ulang. Di tengah sorotan dunia terhadap tragedi kemanusiaan di Gaza, keputusan Indonesia akan menjadi cerminan sikap diplomatik sekaligus ujian nyata komitmen terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. (Red)